Rabu, 26 Oktober 2011

Juggling dalam sepak bola

Istilah juggling dalam sepak bola merujuk pada aktivitas menendang-nendang bola ke atas atau menyundul bola berulang-ulang ke atas. Yang paling pokok adalah bola harus dijaga sedemikian rupa sehingga jangan sampai jatuh menyentuh tanah.
Juggling merupakan unjuk skill, menggambarkan betapa ‘lengket' dan lihainya si pelaku dalam menguasai atau mempermainkan bola sehingga orang yang menyaksikan akan berdecak kagum dan merasa terhibur. Seorang freestyler wajib hukumnya bisa melakukan juggling, sedangkan pesepak bola tak harus menguasai skill tersebut karena memang juggling tak begitu diperlukan dalam permainan bola.
Dalam kamus dwibahasa Inggris-Indonesia, juggling atau juggle artinya adalah 'menyulap', 'bermain sulap dengan bola'. Kamus Webster mencatat juggle bermakna 'melakukan trik'. Orang yang melakukannya disebut juggler atau pesulap. Etimologinya adalah jogelour (Inggris Pertengahan) atau joculator dalam bahasa Latin. Artinya kurang lebih 'penghibur' (dari kata jogeleur itu muncul pula kata joker atau 'badut penghibur').
Juggling dalam sepak bola juga mengacu pada kegiatan akrobatik dalam arena sulap atau sirkus.
Menengok jauh ke belakang dalam sejarah peradaban umat manusia, aktivitas juggling merupakan bagian dari ritual kepercayaan animisme dan dinamisme dalam banyak kebudayaan di dunia.
Bola-bola yang bergantian dilempar ke atas merupakan perlambang alam yang terus berputar atau juga simbol perputaran kehidupan dan kematian yang menyertai manusia.
Lalu saat agama-agama besar lahir, juggling mulai terpinggirkan dari ranah ritual dan bergeser ke dunia hiburan, semisal dalam arena sulap atau sirkus.
Saat menyaksikan sulap di pasar malam atau di arena sirkus, kerap hadir seorang badut yang melempar-lempar beberapa pin atau bola-bola kecil ke atas. Tangan sang badut begitu cekatan dan terampil mempermainkan bola-bola dari satu tangan ke tangan yang lain. Dari situlah aktivitas juggling dalam sepak bola bermula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar